Bangun Generasi Desa Berkualitas, Pemdes Darmaji MoU dengan Mata Garuda NTB

05 Juli 2024
Administrator
Dibaca 158 Kali
Bangun Generasi Desa Berkualitas, Pemdes Darmaji MoU dengan Mata Garuda NTB

Darmaji- Dalam rangka menuntaskan kasus stunting di Desa Darmaji, Kembali Pemerintah Desa Darmaji melakukan penguatan kepada semua stakeholders yang ada di Desa. Setelah beberapa Waktu yang lalu Pemerintah Desa Darmaji menggandeng Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Lombok Tengah, kali ini dalam skala yang lebih luas, Pemerintah Desa Darmaji menggandeng Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan Mata Garuda NTB. Acara yang berlangsung pada hari Kamis (04/07/2024) di aula Kantor Desa Darmaji tersebut dihadiri oleh Tokoh Agama, Kader Posyandu, Tokoh Pemuda dan Perempuan, serta mahasiswa KKP UIN Mataram.

LPDP merupakan satuan kerja non eselon dibawah Kementerian Keuangan, sedangkan Mata Garuda NTB adalah Lembaga tempat berkumpulnya alumni (Awardee) LPDP dari semua kampus baik dalam maupun luar negeri. Hadir pada kesempatan tersebut, Senior Analisis Direktorat Beasiswa LPDP, Tri Susilo dan jajarannya serta Ketua Mata Garuda NTB Azkia Rostiani Rahman.

Dalam sambutannya, Tri Susilo menyampaikan harapannya kepada seluruh Awardee LPDP agar selalu borkontribusi membangun Masyarakat. “ Cocok sekali jika Awardee LPDP ini masuk ke Desa-Desa untuk melakukan Kerjasama membantu problematika sosial Masyarakat” Ungkap Alumni Universitas Gajah Mada tersebut.

Tri Susilo juga menyampaikan bahwa LPDP sebagai salah satu Lembaga memiliki kegiatan Community Of Practice di berbagai bidang, salah satunya adalah bidang Kesehatan. “ Untuk kesempatan ini, judulnya adalah bidang Kesehatan, spesifiknya adalah penurunan kasus stunting, pernikahan dini dan dampak dominonya.” Kata Tri Susilo.

Sedangkan Narasumber dalam kegiatan ini adalah Ketua Majelis Adat Sasak NTB, Lalu Sajim Sastrawan, Wakil Direktur Rumah Sakit Tripat Lombok Barat, Erni Suryana, Awardee LPDP,  Budiman dan Ria Hikmatul Hayati.

Lalu Sajim dalam paparannya menyampaikan bahwa adat Sasak sebenarnya sangat sesuai dengan tujuan-tujuan Pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia yang berkualitas, walaupun ada beberapa mitos yang mungkin perlu dikaji rasionalitasnya. Misalnya, dalam mitos Masyarakat Sasak, ibu hamil tidak diperbolehkan memakan makanan tertentu, yang mungkin saja makanan tersebut sangat dibutuhkan oleh ibu hamil untuk asupan gizinya.

“ Jika dikaji, banyak sekali budaya atau tradisi kita yang sebenarnya sangat sesuai dengan tujuan-tujuan Pembangunan manusia yang berkualitas. Namun, kita belum sepenuhnya memahami budaya kita sendiri”. Ungkap Lalu Sajim.

Lalu Sajim juga mengatakan bahwa ada tiga hal yang harus ada pada setiap orang Sasak jika kita ingin menyelesaikan persoalan stunting, yaitu tindih, maliq dan merang.  Tindih artinya, konsisten dengan tanggung jawab masing-masing dalam semua tugas dan fungsinya, terutama tugas dan fungsi dalam keluarga.  Maliq, yaitu pantangan. Artinya menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan aturan atau norma baik agama maupun sosial, misalnya, pergaulan bebas, dan Tindakan buruk lainnya yang merusak keluarga dan masyarakat. Sedangkan Merang artinya mempunyai rasa malu, malu untuk tidak cerdas, malu jika Pendidikan kita tidak maju, malu jika tidak menjadi generasi hebat. “ Jika tiga hal ini menjadi karakter orang Sasak, saya yakin masalah stunting dan SDM  bisa   diselesaikan.” Ungkap Widyaiswara di BPSDM Provinsi NTB tersebut.

Lalu Sajim senantiasa mengajak semua pihak untuk terus mengkaji adat-istiadat Sasak yang secara filosofis sangat luar biasa.

Erni Suryana Wakil Diretur Tripat Lombok Barat juga menekankan pentingnya generasi dan Sumber Daya yang berkualitas untuk membangun Desa. Menurut Erni, SDM yang berkualitas bisa dibangun dari keluarga dan lingkungan sekolah. “ Kita harus sepakat bahwa kunci kemajuan itu ada pada Sumber Daya Manusia yang berkualitas, apalagi sekarang kita memasuki bonus demografi”. Kata Erni.

Erni menyinggung bagaimana problem remaja yang semakin mengkhawatirkan. “ Ada studi yang dilakukan oleh salah satu Universitas di salah satu daerah, rata-rata calon pengantin yang akan menikah sudah hamil duluan”. Beber Erni yang juga pengurus PKBI NTB.

Dalam kesempatan tersebut, hadir juga narasumber dari Awardee LPDP yaitu Budiman dan Ria Himatul Hayati, kedua Narasumber tersebut juga merupakan PM Satgas Stunting BKKBN NTB dan Duta Genre BKKBN 2013.

Kepala Desa Darmaji, Suhaidi, SE menyampaikan ucapan terima kasih kepada LPDP, Mata Garuda NTB  dan seluruh Narasumber yang hadir. Kepala Desa yang aktif melakukan kegiatan penurunan kasus stunting tersebut sangat senang jika dunia akademik bisa berkolaborasi dengan Pemerintah Desa. “ Dimanapun saya bertemu dan berdiskusi dengan insan akademik, saya selalu sampaikan bahwa Desa tidak bisa berdiri sendiri, butuh kolaborasi dengan dunia akademik, Desa adalah laboratorium tempat menguji teori-teori akademik” Ungkap Penerima Paralegal Justice Award Kemenkumham 2023 tersebut.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Desa Darmaji dengan Mata Garuda NTB dalam hal penyiapan SDM Desa yang mahir Bahasa Asing. (Admin*)